Kelayakan Media Pembelajaran Flashcard Interaktif dalam Pemanfaatannya pada Pembelajaran yang Berintegrasi pada Budaya Lokal (Leksikon Kuliner Bima)

oleh: Muh. Rijalul Akbar, Sri Hardiningsih Hanafi, Ulfa Widayati, dan Ramli

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengevaluasi kelayakan media pembelajaran flashcard interaktif berbasis leksikon kuliner lokal Bima, Nusa Tenggara Barat, dengan mengintegrasikan unsur budaya ke dalam pembelajaran. Teknologi pendidikan yang inovatif, seperti media flashcard interaktif, memungkinkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif, terutama dalam memahami konsep budaya lokal. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE yang meliputi tahapan analisis, desain, pengembangan, dan evaluasi. Validasi dilakukan oleh lima validator ahli media, dengan fokus pada aspek desain visual, kemudahan penggunaan, daya tarik pengguna, dan pemanfaatan teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran ini sangat layak digunakan dengan skor rata-rata 4.63. Media flashcard ini tidak hanya mempermudah siswa dalam memahami materi akademik, tetapi juga menumbuhkan apresiasi terhadap budaya lokal, sehingga dapat berkontribusi pada pelestarian warisan budaya daerah. Implementasi lanjutan di kelas diperlukan untuk mengevaluasi dampaknya terhadap hasil belajar siswa.
Kata Kunci: Flashcard Interaktif; Budaya Lokal; Kuliner Bima; ADDIE

Abstract: This research aims to develop and evaluate the feasibility of an interactive flashcard-based learning medium incorporating local culinary lexicons from Bima, West Nusa Tenggara, by integrating cultural elements into education. Innovative educational technology, such as interactive flashcards, facilitates more engaging and interactive learning experiences, particularly in understanding local cultural concepts. This study uses the ADDIE development model, which includes the stages of analysis, design, development, and evaluation. Validation was conducted by five expert media validators, focusing on visual design, ease of use, user engagement, and technology utilization. The results indicate that this learning medium is highly feasible, with an average score of 4.63. The interactive flashcards not only facilitate academic comprehension but also foster appreciation for local culture, contributing to the preservation of regional cultural heritage. Further classroom implementation is recommended to evaluate its impact on student learning outcomes.
Keywords: Interactive Flashcards; Local Culture; Bima Cuisine; ADDIE

A. PENDAHULUAN
Di tengah kemajuan pesat era digital, teknologi pendidikan kini menjadi bagian penting dari sistem pembelajaran modern. Teknologi ini memberikan kesempatan bagi para pengajar menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik. Salah satu inovasi yang semakin populer adalah media pembelajaran flashcard interaktif, yang memanfaatkan elemen visual dan fitur interaktif untuk membantu siswa memahami konsep dengan lebih baik.

Flashcard adalah bagian dari media pembelajaran grafis. Media pembelajaran grafis merupakan media yang bergantung pada indra penglihatan, baik dalam hal penerimaan maupun penyampaian gagasan (Akbar et al., 2021). Media ini Media ini bisa berupa huruf, kata, kalimat, paragraf, angka, simbol, atau gambar, dan berperan dalam mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. (Alti et al., 2022).

Kemudian, yang dimaksud dengan flashcard adalah media berbentuk persegi panjang memuat informasi dalam bentuk huruf, angka, kata, kalimat, simbol, atau gambar sederhana di kedua sisinya yang digunakan sebagai sarana bantu untuk mengenali, memahami, mengingat, serta mengajarkan informasi tertentu yang tertera di atasnya (Akbar, 2022).

Sementara itu, suatu media pembelajaran dapat dikatakan interakatif ketika media pembelajaran menuntut adanya keterlibatan respon pemakai, baik guru atau siswa secara aktif (Rihani et al., 2022). Media pembelajaran flashcard interaktif adalah media yang bergantung pada indra penglihatan berbentuk persegi berisi informasi pada kedua sisi yang menuntut adanya keterlibatan respon pengguna. Media ini banyak digunakan, terutama dalam pengajaran kosakata dan leksikon, karena cara kerjanya yang efisien dalam menggabungkan informasi visual dengan interaksi pengguna (Frihatmawati et al., 2023; Novitasari et al., 2023; Rachmawati & Fadhilawati, 2024).

Lebih spesifik, media pembelajaran flashcard interaktif ini adalah media pembelajaran interaktif dengan basis website (laman). Multimedia interaktif website adalah multimedia yang disajikan melalui alamat website (laman) atau diakses melalui web browser pada suatu perangkat yang terhubung ke internet (Khairunnisa et al., 2023).

Pada penelitian ini, fokusnya adalah penggunaan media pembelajaran flashcard interaktif dalam pembelajaran berbasis budaya lokal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Budaya kuliner dan tradisi lokal Bima sangat kaya dan unik, dengan beragam istilah, praktik, dan pengetahuan yang diwariskan secara turun temurun. Sayangnya, aspek-aspek budaya ini sering kali belum banyak terintegrasi dalam kurikulum pendidikan formal (Chaer et al., 2024). Dengan demikian, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan media pembelajaran yang tidak hanya efektif, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pelestarian budaya lokal. Media pembelajaran yang dapat mengintegrasikan budaya lokal akan membantu memperkuat identitas budaya peserta didik sekaligus melestarikan kekayaan tradisi daerah.

Dalam konteks kuliner Bima, istilah seperti sanggowo atau mina sarua mencerminkan kekayaan budaya yang perlu dipelajari dan dipahami dengan baik. Mengajarkan istilah-istilah ini kepada peserta didik, terutama generasi muda, membutuhkan pendekatan yang lebih menarik dan interaktif agar materi dapat diserap dengan mudah (Akbar & Hanafi, 2020). Penggunaan media pembelajaran flashcard interaktif menjadi solusi yang tepat, karena melalui visualisasi dan fitur-fitur interaktifnya, peserta didik bisa lebih mudah memahami istilah-istilah kuliner ini. Bukan hanya sekadar menghafal, tetapi mereka juga dapat terlibat langsung dalam pembelajaran melalui elemen visual, animasi, dan evaluasi yang menarik (Okdiansyah et al., 2021).

Selain aspek kognitif, media pembelajaran interaktif yang berintegrasi dengan budaya lokal juga berfungsi memperkenalkan nilai-nilai tradisi kepada peserta didik. Penggunaan teknologi modern, seperti flashcard interaktif, mampu menjembatani kesenjangan antara tradisi dan teknologi, menciptakan pembelajaran yang dinamis dan relevan dengan kebutuhan saat ini (Nurasyiah et al., 2023). Peserta didik tidak hanya belajar mengenai istilah-istilah kuliner, tetapi juga mengenal lebih jauh tentang sejarah, tradisi, dan budaya Bima melalui tampilan visual yang menarik dan penggunaan teknologi yang tepat.

Namun, sebelum media pembelajaran ini dapat diimplementasikan secara luas, penting untuk mengevaluasi kelayakan (Kusumawati et al., 2021) media pembelajaran flashcard interaktif dalam konteks pembelajaran yang terintegrasi dengan budaya lokal. Media pembelajaran mengacu pada semua hal yang mampu menyampaikan pesan dari sumber secara terstruktur dan terencana, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga penerima dapat menjalankan proses pembelajaran dengan efektif dan efisien. (Kusuma et al., 2023). Penggunaan multimedia pembelajaran dapat mengontrol interaksi secara fleksibel. Pemanfaatan multimedia pembelajaran ini dilakukan secara interaktif, sehingga sering disebut sebagai multimedia pembelajaran interaktif (MPI) (Fitriyah et al., 2023).

Sebelum digunakan, media ini perlu memenuhi beberapa kriteria untuk memastikan kelayakannya. Pertama, desain visual harus mampu menarik perhatian pengguna dan memudahkan pemahaman. Kemudahan penggunaan juga menjadi aspek penting yang harus diperhatikan. Selain itu, daya tarik pengguna merupakan faktor krusial dalam keberhasilan media pembelajaran ini. Kemudian, yang tak kalah penting adalah pemanfaatan teknologi. Media ini harus dapat diakses dengan mudah melalui berbagai perangkat, gawai (smartphone, komputer, atau tablet). Selain itu, media ini harus stabil dan dapat diakses secara online tanpa masalah teknis yang berarti, agar proses belajar dapat berlangsung tanpa hambatan.

Tujuan penelitian yakni untuk mengevaluasi kelayakan media pembelajaran flashcard interaktif dalam pembelajaran yang berintegrasi dengan budaya lokal, khususnya budaya Bima. Penelitian ini akan menilai aspek desain visual, kemudahan penggunaan, daya tarik pengguna, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan dalam media ini. Evaluasi ini tidak hanya bertujuan untuk menilai kualitas media dari segi fungsionalitas, tetapi juga untuk memastikan bahwa media tersebut efektif dalam mengenalkan serta melestarikan budaya lokal pada generasi muda.

Dengan adanya media pembelajaran flashcard interaktif yang terintegrasi dengan budaya lokal, diharapkan peserta didik dapat lebih mengenal dan menghargai warisan budaya daerah mereka. Pembelajaran yang mengedepankan unsur budaya lokal bukan hanya memberikan pengetahuan akademik, tetapi juga menanamkan rasa cinta terhadap budaya dan tradisi yang ada di sekitar mereka. Dengan cara ini, pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menambah ilmu, tetapi juga sebagai jembatan untuk melestarikan warisan budaya di tengah-tengah arus globalisasi.

B. METODE PENELITIAN
Model penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate) yang difokuskan hingga tahap evaluasi kelayakan. Model ADDIE digunakan karena menyediakan tahapan yang sistematis dalam merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi media pembelajaran. Namun, penelitian ini dibatasi pada tahapan hingga evaluasi kelayakan media flashcard interaktif berbasis leksikon kuliner Bima, tanpa melalui tahap implementasi penuh. Fokus utama penelitian ini adalah menilai kelayakan media dari aspek desain visual, kemudahan penggunaan, daya tarik pengguna, dan pemanfaatan teknologi.

Penelitian ini termasuk model penelitian pengembangan (Research & Development), tetapi difokuskan pada tahap pengujian kelayakan produk dengan melibatkan lima validator ahli media. Validator akan menilai media menggunakan instrumen validasi dengan skala Likert untuk menentukan kelayakan media dalam mendukung pembelajaran. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di STKIP Taman Siswa Bima, mengingat tahapan pengembangan yang hanya pada validasi kelayakan media. Kriteria validator adalah pengampu mata kuliah media pembelajaran.

Tahapan Penelitian Berdasarkan Model ADDIE pada penelitian ini adalah (1) analyze (analisis), pada tahap ini dilakukan analisis untuk memahami kebutuhan dan kendala dalam proses pembelajaran terkait leksikon kuliner Bima. Wawancara dilakukan dengan guru dan pakar budaya untuk mengidentifikasi: Kebutuhan pembelajaran; Masalah yang dihadapi: Serta tujuan pembelajaran. (2) design (perancangan), pada tahap ini, media flashcard interaktif dirancang dengan fokus pada empat aspek utama: Pemilihan materi; Desain visual; Pengembangan fitur interaktif; Penyusunan panduan penggunaan. (3) develop (pengembangan), pada tahap ini pembuatan prototipe flashcard interaktif dan pengujian awal. (4) evaluate (evaluasi kelayakan), tahap ini melibatkan proses validasi dan uji coba terbatas untuk menilai kelayakan media.

Validasi dilakukan oleh lima validator dengan skala Likert yang memuat empat kriteria utama kriteria yakni desain visual, kemudahan penggunaan, daya tarik pengguna, dan pemanfaatan teknologi. Instrumen validasi menggunakan angket dengan skala Likert 1–5, dengan penjelasan sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Baik
2 = Tidak Baik
3 = Cukup Baik
4 = Baik
5 = Sangat Baik

Data hasil angket dianalisis secara deskriptif. Proses analisis mencakup, rekapitulasi skor validasi. Skor dari lima validator dirata-rata untuk menentukan tingkat kelayakan media dengan kategorisasi sebagai berikut.
4.5 – 5.0: Sangat Layak
3.5 – 4.4: Layak
2.5 – 3.4: Cukup Layak
1.5 – 2.4: Tidak Layak
1.0 – 1.4: Sangat Tidak Layak

Media flashcard dinilai layak digunakan jika mendapatkan skor rata-rata minimal 3.5. Jika terdapat kekurangan, rekomendasi perbaikan akan diberikan berdasarkan masukan dari validator.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini mengikuti tahapan pengembangan ADDIE yang terdiri dari analyze (analisis), design (perancangan), develop (pengembangan), dan evaluate (evaluasi). Pada penelitian ini, proses difokuskan hingga tahap evaluasi kelayakan dengan melibatkan lima validator ahli media. Berikut adalah hasil dari setiap tahapan

1. Analyze (Analisis)
Berdasarkan wawancara dengan guru, siswa kurang memiliki minat untuk mempelajari budaya lokal, khususnya dalam pembelajaran bahsa terkait leksikon kuliner tradisional Bima. Senada dengan yang disampaikan oleh (Chaer et al., 2024) bahwa pengajaran bahasa sering kali lebih banyak menitikberatkan pada aspek teknis seperti tata bahasa dan kosakata, sementara aspek budaya cenderung kurang diperhatikan. Padahal, bahasa dan budaya merupakan dua hal yang tak terpisahkan, saling berhubungan, dan saling memengaruhi satu sama lain.

Salah satu faktor penyebabnya adalah minimnya media pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini juga dibenarkan oleh (Nurasyiah et al., 2023) seperti yang ditemukan pada KB Al Marjan. Kemudian, sekolah belum menerapkan media pembelajaran interaktif, khsusnya dalam bentuk media pembelajaran flashcard interkatif.

Guru menyampaikan bahwa materi tentang kuliner lokal tidak banyak tersedia dalam bentuk media pembelajaran yang terstruktur. Pembelajaran budaya lokal selama ini hanya bersifat verbal atau ceramah, sehingga kurang efektif dalam menarik perhatian siswa. Oleh karena itu, diperlukan media visual dan interaktif untuk mendukung pemahaman siswa.

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru, siswa sudah familiar dengan perangkat digital seperti smartphone dan komputer. Hal ini menjadi peluang untuk mengembangkan media berbasis digital agar siswa lebih mudah mengakses dan menggunakan media pembelajaran tersebut. Salah satu manfaat media adalah sebagai alat bantu untuk memperlancar proses belajar mengajar, memotivasi siswa, serta memperjelas konsep abstrak agar lebih mudah dipahami dan meningkatkan daya serap siswa sesuai tingkat berpikir mereka (Zain & Pratiwi, 2021).

Tidak banyak media yang secara khusus mengintegrasikan budaya kuliner lokal Bima dalam pembelajaran formal. Akibatnya, siswa kurang memahami makna istilah kuliner tradisional yang memiliki nilai sejarah dan budaya.

Guru menyampaikan bahwa metode pembelajaran konvensional kurang efektif dalam menumbuhkan minat siswa untuk belajar tentang budaya lokal. Karena media yang digunakan kurang menarik, siswa cenderung tidak fokus dalam belajar. Pembelajaran di kelas memiliki keterbatasan waktu, sehingga media yang dikembangkan harus mudah diakses dan digunakan dalam waktu singkat. Selain itu, media juga harus membantu guru menyampaikan materi dengan efisien.

2. Design (Perancangan)
Pemilihan materi dilakukan dengan mempertimbangkan relevansi budaya dan kemudahan pemahaman siswa. Materi yang dipilih adalah materi untuk kelas IV dengan capaian pembelajaran menulis teks prosedur sederhana. Istilah kuliner yang dipilih adalah istilah yang paling umum digunakan dan memiliki makna budaya penting bagi masyarakat Bima. Berikut adalah beberapa leksikon kuliner Bima yang ada pada flashcard interaktif, saroja/kembang goyang adalah kue dengan bentuk yang menyerupai kelopak bunga atau kembang dengan rasa manis dan berbahan dasar tepung terigu diolah dengan cara digoreng. Kahangga/keukarah, kue dengan bahan dasar tepung beras dengan tekstur renyah dan manis dengan bentuk seperti gumpalan bihun yang menggumpal. Mangge mada, sayuran berbahan dasar jantung pisang rebus yang dirajang dengan kuah santan. Dan koca/klepon, penganan kukus dibuat dari tepung ketan yang dibulatkan, diisi gula merah dan dibalurkan di atas kelapa parut hingga melekat.

Desain visual dibuat menarik dan sederhana agar mudah dipahami siswa. Desain flashcard menggunakan Canva. Agar media lebih menarik dan mendorong keterlibatan siswa, fitur interaktif ditambahkan video, teks, link artikel, kuis interkatif, dan gambar. Kemudian, agar media dapat digunakan secara efektif oleh guru dan siswa, Menyediakan langkah-langkah penggunaan pembelajaran flashcard interkatif. Media dikembangkan dalam format digital, agar dapat digunakan pada berbagai perangkat seperti computer, laptop, dan smartphone/tablet.

3. Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan dimulai dengan pembuatan prototipe media pembelajaran flashcard interaktif menggunakan aplikasi Genially. Genially dipilih karena kemudahan penggunaan serta fitur interaktinya yang beragam. Prototipe media pembelajaran flashcard interaktif ini kemudian dilengkapi dengan elemen multimedia seperti video pendek tentang proses pembuatan makanan tradisional, gambar ilustratif kuliner, flashcard sederhana, serta kuis interaktif yang menguji pemahaman siswa mengenai leksikon kuliner Bima. Selain itu, tautan menuju artikel terkait budaya kuliner Bima juga disertakan untuk memberikan siswa kesempatan memperluas pengetahuan mereka.

Pengembangan ini memperhatikan keterjangkauan teknologi, mengingat bahwa sebagian besar siswa di daerah Bima telah terbiasa menggunakan perangkat digital, sehingga media ini dirancang agar kompatibel dengan berbagai perangkat, termasuk smartphone dan tablet.

4. Evaluate (Evaluasi)
Proses evaluasi melibatkan lima validator ahli media yang memberikan penilaian berdasarkan empat aspek utama: desain visual, kemudahan penggunaan, daya tarik pengguna, dan pemanfaatan teknologi. Validator menggunakan angket skala Likert untuk memberikan skor atas masing-masing aspek. Rata-rata skor yang diperoleh dari lima validator digunakan untuk menentukan tingkat kelayakan media.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa media flashcard interaktif berbasis leksikon kuliner Bima dinilai sangat layak dengan rata-rata skor 4,63. Validator memberikan umpan balik positif mengenai desain visual yang sederhana namun menarik, serta fitur interaktif yang dinilai mampu meningkatkan minat siswa untuk belajar. Meski demikian, beberapa rekomendasi perbaikan diberikan, termasuk penyempurnaan tata letak gambar dan penambahan variasi soal kuis untuk menantang kemampuan kognitif siswa secara lebih komprehensif. Hasil evaluasi dari lima validator yang memberikan penilaian terhadap empat aspek utama media flashcard interaktif berbasis leksikon kuliner Bima dapat dilihat dalam tabel berikut.

Aspek Penilaian

Validator 1

Validator 2

Validator 3

Validator 4

Validator 5

Skor Rata-Rata

Kategori

Desain Visual

5

4.5

4.5

4.7

4.8

4.7

Sangat Layak

Kemudahan Penggunaan

4.8

4.5

4.6

4.7

4.5

4.6

Sangat Layak

Daya Tarik Pengguna

4.6

4.5

4.7

4.8

4.6

4.64

Sangat Layak

Pemanfaatan Teknologi

4.5

4.7

4.6

4.6

4.5

4.58

Sangat Layak

Rata-rata Skor Keseluruhan

 

 

 

 

 

4.63

Sangat Layak

Berdasarkan hasil analisis dari lima validator, media pembelajaran flashcard interaktif berbasis leksikon kuliner Bima dinilai sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Skor rata-rata keseluruhan mencapai 4.63, yang berada dalam kategori “Sangat Layak.” Aspek daya tarik pengguna dan kemudahan penggunaan mendapatkan penilaian tertinggi, menunjukkan bahwa media ini mampu menarik perhatian siswa dan memudahkan proses belajar. Berikut adalah tampilan hasil kelayakan dalam bentuk grafik bar dan grafik pie chart.




Rekomendasi perbaikan dari validator mencakup peningkatan variasi kuis interaktif untuk meningkatkan keterlibatan siswa, serta penyempurnaan tata letak visual untuk lebih mendukung pemahaman. Secara keseluruhan, media pembelajaran ini dinilai efektif dan relevan dalam mengintegrasikan elemen budaya lokal Bima ke dalam pembelajaran, serta berpotensi menjadi alat yang bermanfaat dalam melestarikan kekayaan budaya daerah.

D. KESIMPULAN

Penelitian ini telah berhasil mengembangkan dan mengevaluasi media pembelajaran flashcard interaktif berbasis leksikon kuliner Bima dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Berdasarkan hasil evaluasi kelayakan oleh lima validator ahli media, media ini dinilai sangat layak dengan skor rata-rata 4.63. Media ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran, terutama dalam upaya memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal kepada generasi muda. Media pembelajaran ini tidak hanya memberikan pengetahuan akademik, tetapi juga membantu menumbuhkan apresiasi terhadap budaya tradisional Bima. Dengan hasil ini, disarankan agar penelitian lanjutan dilakukan untuk mengimplementasikan media pembelajaran ini dalam kelas secara penuh dan menilai dampaknya terhadap hasil belajar siswa serta keterlibatan mereka dalam pelestarian budaya lokal. Media ini juga dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan elemen interaktif lainnya, seperti gamifikasi, untuk lebih meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. R. (2022). Flash Card sebagai Media Pembelajaran dan Penelitian. Haura Publishing.

Akbar, M. R., & Hanafi, S. H. (2020). Klasifikasi Leksikon Bahari Masyarakat Bima Tinjauan Etnolingusitik. ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya, 3(2), 41–49. https://doi.org/10.33503/alfabeta.v3i2.1134

Akbar, M. R., Mulyadi, M., & Shandi, S. A. (2021). Kajian Literatur Media Pembelajaran Grafis dalam Pembelajaran Bahasa. Jurnal Pendidikan Bahasa, 11(2), 46–56. https://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpb/article/view/527

Alti, R. M., Anasi, P. T., Silalahi, D. E., Fitriyah, L. A., Hasanah, H., Akbar, M. R., Arifianto, T., Kamaruddin, I., Malahayati, E. N., Hapsari, S., Jubaidah, W., Yanuarto, W. N., Agustianti, R., & Kurniawan, A. (2022). Media Pembelajaran. Get Press.

Chaer, H., Jafar, S., Intiana, S. R. H., R., J. R. P., & Setiawan, I. (2024). Pengajaran Bahasa Berdasarkan Teori Aktivitas Budaya Engeström: Integrasi Konteks Budaya dalam Pembelajaran Bahasa. Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan Dan Inovator Pendidikan, 10(2), 235–254. https://doi.org/10.29408/jhm.v10i2.25562

Fitriyah, L. A., Septiyanti, N. D., Irwanto, I., Fitriyah, E. I., Rukmana, A. Y., Wahyuningsih, D., Akbar, M. R., Romlah, L. S., Arsana, I. N. A., Pratama, R. Y., Adhani, A., & Fayola, A. D. (2023). Teknologi Pendidikan. Get Press.

Frihatmawati, R., Dhini, U. R., & Dewa, F. S. (2023). Jurnal Pengabdian Harapan Bangsa Pemanfaatan Media Flashcard Untuk Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris. Jurnal Pengabdian Harapan Bangsa, 1(3), 124–128. https://doi.org/10.56854/jphb.v1i3.110

Khairunnisa, K., Akbar, M. R., Usanto, U., Ningtyas, S., Aziz, F., Rini, F., Hasanuddin, H., Putra, I. N. A. S., Adhicandra, I., Novita, R., Metra, R., & Junaidi, S. (2023). Multimedia: Teori dan Aplikasi dalam Dunia Pendidikan. Sonpedia Publishing Indonesia.

Kusuma, J. W., Supardi, S., Akbar, M. R., Hamidah, H., Ratnah, R., Fitrah, M., & Sepriano, S. (2023). Dimensi Media Pembelajaran (Teori dan Penerapan Media Pembelajaran Pada Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Era Society 5.0). Sonpedia Publishing Indonesia.

Kusumawati, L. D., Sugito, Nf., & Mustadi, A. (2021). Kelayakan Multimedia Pembelajaran Interaktif dalam Memotivasi Siswa Belajar Matematika. Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan, 9(1), 31. https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v9n1.p31--51

Novitasari, N., Alfatur Rosyida, E., Maslakah, S., Azkiyya, C., & Shofiyana, A. (2023). Pelatihan Pembuatan Flash Card untuk Mengembangkan Kreatifitas Guru PAUD dalam Mengajar. Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 245–258. https://doi.org/10.37985/murhum.v4i1.142

Nurasyiah, R., Asmawati, L., Fadlullah, F., & Atikah, C. (2023). Pengembangan Multimedia Interaktif Flash Card Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia 4-5 Tahun. JEA (Jurnal Edukasi AUD), 9(1), 17. https://doi.org/10.18592/jea.v9i1.9287

Okdiansyah, O., Satria, T. G., & Aswarliansyah, A. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Flashcard Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Negeri 4 Srikaton. Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 1(3), 148–154. https://doi.org/10.47709/educendikia.v1i3.1183

Rachmawati, D. L., & Fadhilawati, D. (2024). Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Menggunakan Kartu Flashcard Digital dan Aplikasi Quizlet. Innovative Journal of Community Engagement, 1(1).

Rihani, A. L., Maksum, A., & Nurhasanah, N. (2022). Studi Literatur : Media Interaktif Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar. JKPD (Jurnal Kajian Pendidikan Dasar), 7(2), 123–131. https://doi.org/10.26618/jkpd.v7i2.7702

Zain, A. A., & Pratiwi, W. (2021). Analisis Kebutuhan Pengembangan Media Powerpoint Interaktif sebagai Media Pembelajaran Tematik Kelas V SD. Elementary School, 8(1).

Posting Komentar untuk "Kelayakan Media Pembelajaran Flashcard Interaktif dalam Pemanfaatannya pada Pembelajaran yang Berintegrasi pada Budaya Lokal (Leksikon Kuliner Bima)"