5 CARA PENULISAN HURUF MIRING DAN TEBAL (EBI-EYD TERBARU)
A.
Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai
untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip
dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat
kebangsaan.
Berita itu muncul dalam
surat kabar Cakrawala.
Pusat
Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
2. Huruf miring dipakai
untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata dalam kalimat.
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah
kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas
tangan.
3. Huruf miring dipakai
untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung
tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke
Aceh.
Nama ilmiah buah manggis
ialah Garcinia mangostana.
Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.
Ungkapan bhinneka tunggal
ika dijadikan semboyan negara Indonesia.
Catatan:
1) Nama diri, seperti
nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah
tidak ditulis dengan huruf miring.
2) Dalam naskah tulisan
tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring
ditandai dengan garis bawah.
3)
Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara
langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
B.
Huruf Tebal
1. Huruf tebal dipakai
untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan,
tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
Kata
et dalam ungkapan ora et
labora berarti ‘dan’.
2. Huruf tebal
dapat dipakai untuk
menegaskan bagian-bagian
karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya:
1.1
Latar Belakang dan Masalah
Kondisi kebahasaan
di Indonesia yang
diwarnai oleh bahasa standar dan
nonstandar, ratusan bahasa daerah,dan ditambah beberapa bahasa asing,
membutuhkan penanganan yang tepat dalam perencanaan bahasa. Agar lebih jelas,
latar belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada
paparan berikut.
1.1.1
Latar Belakang
Masyarakat Indonesia
yang heterogen menyebabkan munculnya sikap yang beragam
terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga
terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat
bangga terhadap bahasa Indonesia.
1.1.2 Masalah
Penelitian
ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan terhadap
bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan
sebagai formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang diambil.
1.2
Tujuan
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa masyarakat Kalimantan,
khususnya yang tinggal di kota besar terhadap bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia.
Posting Komentar untuk "5 CARA PENULISAN HURUF MIRING DAN TEBAL (EBI-EYD TERBARU)"