PEMAKAIAN HURUF MIRING DAN TEBAL (EYD)
A. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Majalah Bahasa dan Kesusastraan
Buku Negarakertagama karangan Prapanca
Surat kabar Suara Karya
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung dipadankan dengan ‘pandangan dunia.’
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi, satu garis di bawahnya atau digarisbawahi.
B. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
Misalnya:
Judul
|
:
HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
|
Bab
|
:
BAB I PENDAHULUAN
|
Bagian
bab
|
:
1.1. Latar Belakang Masalah
|
1.2. Tujuan
|
|
Daftar,
indeks, dan lampiran
|
:
DAFTAR ISI
|
DAFTAR TABEL
|
|
DAFTAR PUSTAKA
|
|
INDEKS
|
|
LAMPIRAN
|
2. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
Misalnya:
Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris.
Saya tidak mengambil bukumu.
Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah
Kata tersebut seharusnya ditulis dengan huruf miring, sehingga menjadi:
Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris dst.
Saya tidak mengambil bukumu.
Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.
3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Misalnya:
Kalah v 1 tidak menang: 2 kehilangan atau merugi: 3 tidak lulus: 4 tidak menyamai
Mengalah v mengaku kalah
Mengalahkan v 1 menjadikan kalah: 2 menaklukkan: 3 menganggap kalah
Terkalahkan v dapat dikalahkan
Posting Komentar untuk "PEMAKAIAN HURUF MIRING DAN TEBAL (EYD)"