PENULISAN TANDA KURUNG (( )), TANDA KURUNG SIKU ([ ]), TANDA GARIS MIRING (/), DAN TANDA PENYINGKAT ATAU APOSTROF (‘) (EYD)

A. Tanda Kurung (( ))
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. 
Misalnya: 
Anak itu tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk). 
Dia tidak membawa SIM (surat izin mengemudi).

Catatan: 
Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatnya. 
Misalnya: 
Saya sedang mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk (KTP). 
KTP itu merupakan tanda pengenal dalam berbagai keperluan. 

2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. 
Misalnya: 
Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962. 
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri. 

3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. 
Misalnya: 
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a). 
Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya. 

4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan keterangan. 
Misalnya: 
Faktor produksi menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja. 
Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan. 

Catatan: 
Tanda kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi angka atau huruf yang menyatakan perincian yang disusun ke bawah.
Misalnya: 
Kemarin kakak saya membeli 
1) buku, 
2) pensil, dan 
3) tas sekolah. 

Dia senang dengan mata pelajaran 
a) fisika, 
b) biologi, dan 
c) kimia. 

B. Tanda Kurung Siku ([ ])
1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. 
Misalnya: 
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. 
Ia memberikan uang [kepada] anaknya. 
Ulang tahun [hari kemerdekaan] Republik Indonesia jatuh pada hari Selasa. 

2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. 
Misalnya: 
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35─38]) perlu dibentangkan di sini. 

C. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran. 
Misalnya: 
No. 7/PK/2008 
Jalan Kramat III/10 
tahun ajaran 2008/2009

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap,dan ataupun. 
Misalnya: 
dikirimkan lewat darat/laut 'dikirimkan lewat darat atau lewat laut' 
harganya Rp1.500,00/lembar 'harganya Rp1.500,00 tiap lembar' 
tindakan penipuan dan/atau penganiayaan 'tindakan penipuan dan penganiayaan, tindakan penipuan, atau tindakan penganiayaan' 

Catatan: 
Tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah. 

D. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘) 
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. 
Misalnya: 
Dia 'kan sudah kusurati. ('kan: bukan) 
Malam 'lah tiba. ('lah: telah) 
1 Januari '08 ('08: 2008)

Posting Komentar untuk "PENULISAN TANDA KURUNG (( )), TANDA KURUNG SIKU ([ ]), TANDA GARIS MIRING (/), DAN TANDA PENYINGKAT ATAU APOSTROF (‘) (EYD)"