ASA SANG PECUNDANG

Oleh: Mas Ndut

Akankah kedinginan semesta terlaksana?
Ketika  mendambakan secerca sinar kehangatan dari sang surya.
Sungguh dingin rasanya. 
Berjalan dari waktu yang berlalu terlewati dengan kesendirian.
 
Sangat lama sekali. 
Hati ini terendam perih yang berkepanjangan.
Saat aku kehilangan tambatan hati.
Walaupun hanya memberikan kesendirian untukku.

Sungguhpun fatamorgana itu terlalu jauh. 
Terlalu jauh untuk aku pandangi keberadaannya. 
Tetapi, waktu yang melintasi nyawaku dengan tega mengusir kesendirian ini. 
Ia membawakan aku angan-angan seperti dahulu. 

Aku jatuh cinta kepadanya. 
Aku sadar memang aku sedang jatuh hati. 
Akan tetapi, aku menganggap semua keluh kesah ini sebagai kebiasaan waktu.
Seperti biasa waktu sering mempermainkan hati ini. 

Dia adalah materi yang sedang melukiskan paras ayunya di hatiku.
Hingga suatu saat akan merangsang otakku agar aku tunduk padanya.


Catatan:
Puisi ini adalah hasil karya Mas Kos ketiksa saya di Malang. Saya memanggilnya Mas Ndut. Saya kehilangan kontak dengan dia.
Dia pernah bercerita, "Jon, aku suka sama cewek, tapi sepertinya hatiku sudah jatuh ke tempat yang salah."
Puisi ini adalah salah satu ungkapan jauhnya "jarak" antara dia dan perempuan yang dia kasihi.

Posting Komentar untuk "ASA SANG PECUNDANG"