DEBAT (PENGERTIAN, CIRI, JENIS, DAN CARA PELAKSANAANNYA)


A. Pengertian Debat
Debat adalah kegiatan yang dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari perdebatan di sekolah, rumah, atau di lingkungan masyarakat, atau di sosial media. Semua orang dari segala usia dapat terlibat dalam suatu perdebatan, tentu saja dengan syarat seseorang tersebut sudah dapat berbicara atau menulis. Walaupun sudah familia dengan kegiatan debat tapi tidak semua orang paham apa itu definisi dari kata debat. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan debat?

Debat adalah Pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing (Kemdikbud, 2020). Adapun debat (debate) menurut Cambridge Advanced Learner's Dictionary adalah diskusi serius tentang suatu subjek di mana banyak orang ambil bagian (serious discussion of a subject in which many people take part) (Walter, 2008). Berdasarkan pendapat tersebut maka debat dapat diartikan sebagai suatu kegiatan diskusi yang serius untuk mempertahankan pendapat dengan cara bertukar pendapat yang melibatkan dua orang tahu lebih.

B. Ciri-ciri Debat
Kegiatan debat memiliki ciri yang membedakannya dengan jenis kegiatan diskusi lainnya. Berikut adalah ciri-ciri dari debat.
1. Kegiatan mempertahankan pendapat
2. Debat yang baik dibatasi oleh waktu
3. Debat dianggap selesai ketika seseorang tidak dapat lagi mempertahankan pendapatnya
4. Debat dianggap selesai jika waktu yang telah ditentukan habis
5. Debat dapat melibatkan individu atau kelompok
6. Debat dilakukan oleh dua orang atau lebih
7. Debat dapat dilakukan secara resmi atau tidak resmi

C. Jenis-jenis Debat
Jenis atau macam-macam Debat dapat dikategorikan atau diklasifikasikan berdasarkan dua kategori, pertama berdasarkan jumlah individu dan kedua berdasarkan sifat debat.

1. Jenis Debat Berdasarkan Jumlah Individu
Berdasarkan jumlah individu yang terlibat dalam kegiatan debat dibagi dalam dua jenis, yakni debat antar individu, debat antar kelompok, dan debat antar individu dengan kelompok.
a. Debat antar individu adalah kegiatan mempertahankan pendapat yang melibatkan satu orang dengan satu orang yang lainnya.
b. Debat antar kelompok adalah aktivitas mempertahankan pendapat atau ideologi suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Biasanya debat ini berkaitan dengan nilai atau ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok.
c. Terakhir, adalah debat antar individu dengan kelompok atau sebaliknya. Kegiatan ini adalah usaha mempertahankan pendapat yang dipegang oleh seseorang yang berlawanan dengan nilai atau ideologi suatu kelompok, atau sebaliknya.

2. Jenis Debat Berdasarkan Sifatnya
Lebih lanjut, berdasarkan sifatnya, jenis debat dapat dibagi dalam dua jenis yaitu debat secara terbuka, debat secara tertutup, debat resmi, dan debat tidak resmi.
a. Debat secara terbuka, sesuai dengan namanya adalah kegiatan mempertahankan pendapat yang dilakukan di area publik dan dapat dihadiri oleh semua orang.
b. Debat secara tertutup adalah kegiatan mempertahankan gagasan atau pendapat yang dilakukan secara eksklusif, tidak semua orang dapat mengikuti debat. Kegiatan ini diperlukan untuk topik yang sensitif atau yang berpotensi membuat orang lain salah paham.
c. Debat secara resmi adalah kegiatan mempertahankan argumen yang diselenggarakan oleh suatu lembaga yang mendapatkan izin atau diketahui oleh pemerintah.
d. Debat tidak resmi adalah kegiatan mempertahankan pendapat yang diselenggarakan oleh perorangan atau lembaga tanpa izin atau tanpa sepengetahuan atau izin dari pemerintah atau yang memiliki tempat kegiatan debat.

D. Cara Menyiapkan dan Melaksanakan Kegiatan Debat
Dalam pergaulan politik dan hidup sehari-hari diperlukan sikap saling menghargai. Dalam Seven Habits, Stephen R. Covey menjelaskan bahwa sikap saling menghargai berarti lebih dahulu memahami orang lain sebelum minta dipahami oleh orang lain. Perdebatan adalah latihan memahami pendapat orang lain yang berbeda dan barulah orang lain diharap bisa memahami. Proses debat dalam sesi ini adalah latihan meyakinkan pihak lawan dan memahami argumentasi lawan. Perdebatan pada dasarnya bukan mencari kemenangan dengan mengalahkan pihak lain, tetapi berargumentasi secara logis sehingga dapat diterima oleh pihak lawan (Danajaya, 2013, p. 85).

1. Perlengkapan
a. Lembar “Menyusun Topik yang Baik”.
b. Lembar “Apa yang Dimaksud dengan Kalimat Argumentatif?”
c. Lembar “Bagaimana Membentuk suatu Argumentasi?”
d. Lembar “Apa itu Sanggahan?”
e. Lembar “Tata Tertib Debat”
f. Lembar “Siapakah Juri dan Apakah Perannya?”

2. Tahap atau Proses Pelaksanaan Debat
Suatu kegiatan debat yang baik dapat dilakukan dengan melewati lima tahap, di antaranya tahap menyusun topik, menyusun argumen, menyusun sanggahan, menyusun aturan debat, dan tahap pelaksanaan debat. Berikut adalah langkah-langkah dari kelima tahapan tersebut.

a. Menyusun topik
1) Guru membuka sesi dan menjelaskan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan peserta.
2) Guru menerangkan arti istilah “Topik”
3) Guru menginstruksi kelompok untuk membuat sejumlah topik yang bisa diperdebatkan.
4) Guru menerangkan unsur-unsur topik yang baik untuk diperdebatkan.
5) Guru memfasilitasi diskusi pleno untuk menyaring topik yang baik.
6) Guru menyimpulkan dan menutup sesi.

b. Menyusun Argumen
1) Guru membuka sesi dan menjelaskan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan peserta.
2) Guru menerangkan apa yang dimaksud dengan kalimat argumentatif.
3) Guru meminta kelompok untuk membuat sejumlah kalimat netral dan kalimat argumentatif.
4) Guru menerangkan kerangka berpikir “Kenapa Si”.
5) Guru meminta kelompok untuk membentuk kalimat yang telah dibuat menjadi sebuah analisis yang argumentatif.
6) Guru memfasilitasi diskusi pleno dengan pembahasan argumentasi.
7) Guru menyimpulkan dan menutup sesi.

c. Menyusun sanggahan
1) Guru membuka sesi dan menjelaskan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan peserta.
2) Guru menerangkan apa yang dimaksud dengan sanggahan.
3) Guru menginstruksi kelompok untuk membuat sanggahan atas argumen yang telah dibuat di sesi sebelumnya.
4) Guru memfasilitasi diskusi pleno dengan pembahasan contoh sanggahan dari tiap kelompok.
5) Guru memulai latihan kedua, yaitu menantang peserta dengan berbagai macam argumen dan peserta diharuskan membuat sanggahan.
6) Guru mengakhiri latihan dan membuat ulasan singkat tentang kegiatan yang baru saja dilakukan.
7) Guru menyimpulkan dan menutup sesi.

d. Menyusun Peraturan debat
1) Guru membuka sesi dan menjelaskan tujuan sesi.
2) Guru menerangkan hal-hal yang perlu disiapkan sebelum memulai debat.
3) Guru menjelaskan peran dan tugas setiap kelompok, pembicara, dan aturan waktu yang diberikan untuk setiap pembicara.
4) Guru menjelaskan peran aktor lain di dalam debat.
5) Guru menerangkan secara singkat ragam format debat parlementer yang bisa diadaptasi ke dalam debat pendidikan.
6) Guru menginstruksi peserta untuk memulai simulasi debat.
7) Guru memfasilitasi diskusi pleno untuk menyaring pendapat dan kesa setelah simulasi.
8) Guru menyimpulkan dan menutup sesi.

e. Tahap Pelaksanaan Perdebatan
1) Guru membuka sesi dan menjelaskan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan peserta.
2) Guru menerangkan peran juri.
3) Guru membentuk dua kelompok debat, menentukan pro dan kontra serta mengumunkan topik debat.  Guru juga memilih moderator dan pencatat waktu.
4) Guru memberi waktu kepada kelompok untuk berdiskusi dan membangun argumentasi kelompoknya.
5) Guru menjelaskan peran peserta yang lain, yaitu menjadi juri.
6) Guru dan peserta menyaksikan debat ketika debat sedang berlangsung.
7) Guru mengakhiri latihan debat pertama dan memberikan waktu kepada juri untuk menyimpulkan evaluasinya.
Tahap pelaksanaan debat
8) Guru mempersilakan perwakilan juri untuk menerangkan evaluasinya atas debat yang telah berlangsung.
9) Guru menerangkan aspek penilaian debat.
10) Guru menginstruksi perwakilan peserta yang menjadi juri untuk menyusun penilaian dan mempresentasikannya.
11) Guru menerangkan sistem penilaian kuantitatif (skoring).
12) Guru menginstruksikan peserta untuk menilai debat secara kuantitatif.
13) Guru memfasilitasi diskusi pleno tentang skor yang diberikan untuk setiap individu.
14) Guru menyimpulkan dan menutup sesi.
Tahap pelaksanaan debat

Sebagai contoh, lomba debat tingkat SMA di Lampung dengan tema “Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri”. Persoalan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri di samping menimbulkan persoalan, tetapi juga menguntungkan karena mendatangkan devisa. Pembinaan pengiriman tenaga kerja tidak menjadi program ekonomi daerah. Pemerintah hanya bertindak sebagai pelindung. Informasi yang harus dicari oleh peserta adalah pertama, skill dari tenaga kerja, kedua, proses pengiriman tenaga kerja (legal dan ilegal). Ketiga, perlindungan terhadap tenaga kerja di negeri tujuan. Keempat, ada tidaknya kendala budaya di tempat kerja. Informasi-informasi tersebut menjadi bahan pilihan pro dan kontra (Danajaya, 2013, p. 90).

Refleksi
· Mintalah beberapa siswa untuk menyampaikan pengalamannya berdebat, bagaimana opininya tentang media pembelajaran ini.
· Jadikan hal ini bahan referensi dan evaluasi untuk debat mendatang.
· Analisislah apakah tujuan yang diinginkan sudah tercapai.

Daftar Pustaka:
Danajaya, U. (2013). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.
Kemdikbud. (2020). KBBI V. Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.
Walter, E. (2008). Cambridge Advanced Learned Dictionary. Cambridge: Cambridge University  Press.

Posting Komentar untuk " DEBAT (PENGERTIAN, CIRI, JENIS, DAN CARA PELAKSANAANNYA)"