SUMBER BAHASA INDONESIA
Istilah Melayu atau Malayu berasal dari Kerajaan Malayu, sebuah kerajaan Hindu-Budha pada abad ke-7 di hulu sungai Batanghari, Jambi di pulau Sumatera. Namun, karena gempuran dari kerajaan Sriwijaya, ibu kota kerajaan Melayu berpindah ke daerah pedalaman, hal ini juga menyebabkan masyarakat Melayu berasimilasi dengan suku lain di Sumatera. Semakin luasnya kerajaan Sriwijaya hingga ke Filipina juga menyebabkan penyebaran bahasa Melayu ikut meluas. Hal ini tampak dalam prasasti Keping Tembaga Laguna.
Selanjutnya, terbentuklah suatu bahasa yang disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi sekitar abad ke-15. Bentuk bahasa tersebut berkembang karena digunakan oleh Kesultanan Malaka. Bahasa tersebut digunakan secara terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Kemudian, karena Malaka merupakan tempat bertemunya para nelayan dari berbagai negara, maka mereka membuat sebuah kota serta mengembangkan bahasa mereka sendiri dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari bahasa di sekitar daerah tersebut. Pada saat itu bahasa Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling tepat di kawasan timur jauh (Putrayasa, 2018:3-4).
Menjelang akhir abad ke-16, setelah berkunjung dari wilayah Nusantara, Jan Huygen van Linschoten menyatakan bahwa bahasa Melayu telah sedemikian masyhurnya di kawasan ini. Lebih daripada itu, bahasa Melayu telah dianggap sebagai bahasa yang sehormat-hormatnya dan sebaik-baiknya dari segala bahasa di Timur Sutan Takdir Alisjahbana dalam (Mahayana, 2009). Hal tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa bahasa Melayu telah dikenal secara luas.
Lebih lanjut, Menurut Muhammad Yamin dalam Yanti, Zabadi, dan Rahman (2016:15) "Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan, yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Namun, dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."
Sumber bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu, tepatnya Melayu Riau-Johor. Bahasa Melayu tetap dipilih menjadi sumber bahasa Indonesia, walaupun pada saat itu ada dua bahasa yang potensial dijadikan sebagai bahasa nasional. Kedua bahasa tersebut adalah bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bahasa Melayu dipilih menjadi dasar atau sumber bahasa nasional menurut Arifin dan Tasai (2010:6-8)
1) Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa beberapa prasasti kuno, buku-buku yang berisi berbagai aturan hidup dan sastra.
2) Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa penghubung (lingua franca) antarsuku di Indonesia.
3) Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan.
4) Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.
5) Sistem bahasa Melayu sederhana, tidak memiliki tingkatan bahasa.
Daftar Pustaka
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Mahayana, Maman S. 2009. “Perkembangan Bahasa Indonesia-Melayu di Indonesia dalam Konteks Sistem Pendidikan.” INSANIA 14(No. 3 Sep-Des).
Putrayasa, I. Gusti Ngurah Ketut. 2018. Sejarah Bahasa Indonesia. Denpasar.
Yanti, Prima Gusti, Fairul Zabadi, dan Fauzi Rahman. 2016. “Bahasa Indonesia: Konsep Dasar dan Penerapan.” Grasindo 190. Diambil 6 Juli 2019 (https://books.google.co.id/books?id=7MNGDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Bahasa+Indonesia:+konsep+dasar+dan+penerapan&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi2_fGh9p_jAhXXfX0KHePHAkcQ6AEIKTAA#v=onepage&q=Bahasa Indonesia%3A konsep dasar dan penerapan&f=false).
Posting Komentar untuk "SUMBER BAHASA INDONESIA"