TES SUBJEKTIF/ESAI (PENGERTIAN, JENIS, PENYUSUNAN, DAN CONTOH)

A. Pengertian Tes Subjektif/Esai
Menurut sejarah, tes yang lebih dahulu adalah tes uraian. Bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya berbeda satu dengan lainnya (Arifin 2009:125). 

Tes esai atau subjektif adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya (Arikunto, 2009:162). Sementara itu menurut Purwanto (2013:35) tes esai merupakan bentuk penilaian yang dikenal dan banyak dipergunakan oleh guru-guru di sekolah dari dulu sampai sekarang. Karena tes esai memerlukan jawaban yang panjang dan waktu yang lama, biasanya soal-soal tes esai jumlahnya sangat terbatas, umumnya berjumlah sekitar lima sampai sepuluh (item) saja.

Selanjutnya menurut Hidayat, dkk. (1994:79) tes uraian adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa uraian yang relatif panjang. Siswa harus menjelaskan, membandingkan, menginterpretasikan, dan mencari perbedaan sehingga siswa dapat menunjukkan pengertian terhadap materi yang dipelajari. Dengan kata lain, tes bentuk uraian adalah suatu tes yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat, menyusun, dan memadukan pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam rangkaian kalimat atau pernyataan yang teratur dan terorganisasikan.

Soal-soal bentuk esai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa tes esai menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi (Arikunto, 2009:162).

B. Jenis-jenis Tes Subjektif/Esai
Dilihat dari luas-sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian dapat dibagai menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas (restricted respon items) dan uraian bebas (extended respon items) (Arifin 2009:125).

1. Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik beraneka ragam, tetapi harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya. 

Contoh:
a. Jelaskan bagaimana prosedur operasional sebuah komputer
b. Sebutkan unsur-unsur instrinsik sebuah novel!

2. Uraian Bebas
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap harus mempunyai acuan atau patokan  dalam mengoreksi jawaban peserta didik.

Contoh:
a. Bagaimana perkembangan sastra di Indonesia, jelaskan dengan singkat!
b. Bagaimana peranan sastra dalam kehidupan?

Menurut Hidayat, dkk. (1994:82) tes uraian dibagi dalam dua bentuk. Menurut Arifin (2009:125-126) kedua bentuk ini merupakan bagian dari bentuk uraian terbatas, karena pengelompokkan tersebut hanya didasarkan pada pendekatan/cara pemberian skor.

1. Bentuk Tes Uraian Nonobjektif (Buno)
Bentuk tes uraian nonobjektif (BUNO) yaitu tes uraian yang menuntut siswa memberikan jawaban berdasarkan pendapat, pikiran, pandangan pribadi. Dalam soal ini masalah yang ditanyakan luas sekali, tanpa batas. Batasnya bergantung kemampuan siswa. Jadi, pertanyaan berupa masalah harus dipecahkan, diterangkan, dianalisis, dan diselesaikan oleh siswa.

Menurut Arifin (2009:127) bentuk uraian bebas dapat digunakan untuk menilai hasil belajar yang bersifat kompleks, seperti kemampuan menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide, memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai studi, merekayasa bentuk-bentuk orisinil (seperti mendesain sebuah eksperimen), dan menilai arti makna suatu ide.

Penskoran soal bentuk uraian nonobjektif, skor dijabarkan dalam rentang. Besarnya skor ditetapkan oleh kompleksitas jawaban, seperti 0-2, 0-4, 0-6, 0-8, 0-10, dan lain-lain. Skor minimal harus 0, karena peserta didik yang tidak menjawab pun akan memperoleh skor minimal tersebut, sedangkan skor maksimum ditentukan oleh penyusun soal dan keadaan jawaban yang dituntut dalam soal tersebut (Arifin, 2009:127).

Adapun langkah-langkah pemberian skor soal bentuk uraian nonobjektif menurut Arifin (2009:128) adalah sebagai berikut:
1) Tulislah garis-garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan pegangan dalam pemberian skor.
2) Tetapkan rentang skor untuk setiap kriteria jawaban.
3) Pemberian skor pada setiap jawaban bergantung pada kualitas jawaban yang diberikan oleh peserta didik.
4) Jumlah skor-skor yang diperoleh dari setiap kriteria jawaban sebagai skor peserta didik. Jumlah skor tertinggi dari setiap kriteria disebut skor maksimum dari suatu soal.
5) Periksalah soal untuk setiap nomor dari semua peserta didik sebelum pindah ke nomor soal yang lain. Tujuannya untuk menghindari pemberian skor berbeda terhadap jawaban yang sama. 
6) Jika setiap butir soal telah selesai diskor, hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik untuk setiap soal. Kemudian hitunglah nilai tiap soal dengan rumus:




2. Bentuk Tes Uraian Objektif (Buo)/Esai Tertutup Terbatas
Bentuk tes uraian objektif (BUO) adalah tes uraian yang memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan yang pasti sehingga dapat dilakukan penskoran secara objektif. Bentuk soal ini dapat dibuatkan kunci jawaban dan pedoman penskorannya. Dengan cara ini, walaupun jawaban siswa bervariasi tetapi dapat diperiksa oleh orang yang berbeda dan tetap akan menghasilkan skor yang sama. 

J. Nitko dalam Arifin (2009:126) menjelaskan bentuk uraian terbatas dapat digunakan untuk menilai hasil belajar yang kompleks, yaitu berupa kemampuan-kemampuan: menjelaskan hubungan sebab akibat, melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip, mengajukan argumentasi yang relevan, merumuskan hipotesis dengan tepat, merumuskan asumsi yang tepat, melukiskan keterbatasan data, merumuskan kesimpulan secara tepat, melukiskan metode dan prosedur, dan hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan peserta didik untuk melengkapi jawaban.

Dalam penskoran bentuk soal uraian objektif. Skor hanya dimungkinkan menggunakan dua kategori, yaitu benar atau salah. Untuk setiap kata kunci yang benar diberi skor 1 (satu) dan untuk kata kunci yang dijawab salah atau tidak dijawab diberi skor 0 (nol). Dalam satu jawaban dapat mengandung lebih dari satu kata kunci sehingga skor maksimum jawaban dapat lebih dari satu. Kata kunci tersebut dapat berupa kalimat, kata, bilangan, simbol, gambar, grafik, ide, gagasan atau pernyataan. Diharapkan dengan pembagian seperti ini, unsur subjektivitas dapat dihindari atau dikurangi (Arifin, 2009:126).

Adapun langkah-langkah pemberian skor soal bentuk uraian objektif menurut Arifin (2009:126) adalah sebagai berikut:
1) Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan jawaban benar secara jelas untuk setiap soal.
2) Setiap kata kunci yang dijawab benar diberi skor 1. Tidak ada skor setengah untuk jawaban yang kurang sempurna. Jawaban yang yang diberi skor 1 adalah jawaban sempurna, jawaban lainnya adalah 0.
3) Jika satu pertanyaan memiliki beberapa subpertanyaan, perincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberap kata kunci subjawaban dan buatkan skornya.
4) Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal tersebut. Jumlah skor ini disebut skor maksimum.

Daftar Pustaka
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. 
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat, Kosadi, dkk. 1994. Evaluasi Pendidikan dan Penerapannya dalam Pengajaran 
Bahasa Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. 
Remaja Rosdakarya.

Posting Komentar untuk "TES SUBJEKTIF/ESAI (PENGERTIAN, JENIS, PENYUSUNAN, DAN CONTOH)"