CONTOH FENOMENOLOGI DALAM ANAILSIS SASTRA

Novel Memang Jodoh karya Marah Rusli adalah sebuah novel yang menceritakan tentang budaya perjodohan di Padang, Sumatera Barat. Jika dilihat dari judulnya, novel ini adalah novel yang menceritakan tentang perjodohan yang telah ditakdirkan. Judul adalah entri untuk mempermudah ingatan kita, khususnya dari penciptaannya, untuk mengetahui substansi, peristiwa penciptaan/penyelesaiannya, klasifikasi dan identifikasi.

Judul adalah langkah awal dalam mengenal sebuah karya. Ketika diingatkan kembali tentang sebuah entri, maka seseorang akan menghubungkan entri itu dengan pengalaman-pengalamannya terhadap entri yang diingatkan. Misalnya, ketika seseorang diingatkan tentang garam, maka ia akan menghubungkannya dengan rasa asin, makanan, laut, pantai, tambak, yang selanjutnya akan dihubungkan dengan orang dan peristiwa. Sehubungan dengan itu, novel dengan judul Memang Jodoh akan mengingatkan pembaca pada perjodohan, Sumatera, Jawa Barat, kekasih, orang tua, keluarga, atau peristiwa apa pun yang memiliki peran besar dalam kehidupan seorang pembaca. 

Berkaitan dengan itu, tema atau topik sebuah novel kiranya perlu untuk dipahami. Dengan pengertian tema atau topik, seseorang dapat segera mencari batas-batas wilayah yang membuat unsur-unsur pihak-pihak mana saja yang mungkin terlibat. Tema sebagai tempat yang punya karakter dibangun dan dibina oleh unsur-unsur yang unik dan khas pula. Tema perlu spesifik untuk memberikan wilayah yang secara fenomenologis menggugah ingatan.

Sehubungan dengan itu, yang menjadi tema dalam novel Memang Jodoh karya Marah Rusli adalah sistem perjodohan yang ada di Sumatera Barat. Perjodohan yang ada di Sumatera Barat menjadi tema dikarenakan kisah-kisah yang diceritakan berkutat pada kebudayaan Sumatera Barat tentang bagaimana memilih jodoh, hal-hal apa saja yang harus dipertimbangkan ketika memilih pasangan, siapa yang berhak untuk dijadikan pasangan, siapa yang menentukan seseorang tersebut pantas dijadikan pasangan, bagaimana prosesi perjodohan, hingga adat pernikahan dan mengurus rumah tangga.

Selanjutnya, hal-hal tersebut berkaitan dengan apa yang kita kenal dengan konteks atau rona-jalinan. Setiap dunia yang sehari-hari kita alami dan hidupi senantiasa memiliki tempat dan kaitan-kaitan yang unik. Karya tidak lahir dan diciptakan atau dibuat bebas dari keterlibatan berbagai unsur lokal di mana ia menjadi “the thing”. Mencari unsur-unsur dan pihak-pihak yang terlibat dalam pembentukan “the thing” menjadi petunjuk penting tentang bangun realitas beradanya. Rekonstruksi terjadinya “the thing” merupakan langkah penting bagi pemahaman yang utuh tentang yang bersangkutan.

Rona-jalinan memperlihatkan diri pada pengamatan indrawi sebagai serpih-serpih yang tak mudah dikenali. Rona-jalinan tidak hanya berupa tempat kejadian, namun juga ikatan-ikatan yang terjadi oleh tradisi dan kebiasaan.

Sehubungan dengan itu, konteks yang dibangun dalam novel Memang Jodoh dapat diketahui melalui latar tempat yaitu Sumatera Barat, latar peristiwa yaitu perjodohan di mana Marah Rusli sebagai penulis mengalami sendiri peristiwa tersebut, mengingat ia menikah dengan bangsawan Sunda dan bekerja sebagai dokter hewan yang pernah tinggal dan belajar di Jawa Barat.

Untuk mengetahui lebih rinci tentang novel Memang Jodoh tentunya diperlukan tahap-tahap menarik diri, mengingat akan, sehingga akan membentuk sebuah kesadaran tentang novel itu sendiri yang di dalamnya terdapat berbagai macam konsep dan peristiwa yang perlu “ditelanjangi” dan diketahui batas-batas atau ciri-cirinya, yang kemudian akan mengantar pembaca pada tahap kesadaran. Dalam proses pemaknaan seperti ini, proses kesadaran dapat terwujud, beda halnya dengan proses penciptaan karya sastra.

Saya lupa untuk referensi tulisan ini. Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan tulis di kolom komentar.

Posting Komentar untuk "CONTOH FENOMENOLOGI DALAM ANAILSIS SASTRA"