TES KEMAMPUAN BERBAHASA: PENGERTIAN DAN JENIS

A. Tes Kemampuan Berbahasa
Komponen atau unsur kebahasaan yang diteskan meliputi hal-hal yang menjadi cakupan pengajaran bahasa. Cakupan pengajaran bahasa meliputi kompetensi kebahasaan, keterampilan berbahasa, dan kesusastraan.

1. Tes Kompetensi Kebahasaan
Kompetensi kebahasaan seseorang berkaitan dengan pengetahuan tentang sistem bahasa, struktur, kosakata, atau seluruh aspek kebahasaan itu, dan bagaimana tiap aspek tersebut saling berhubungan (Brown dalam Nurgiyantoro, 2001:165). Dengan kompetensi kebahasaan yang dimilikinya, seseorang akan mampu membedakan antara “bahasa” dan “bukan bahasa”.

Tes yang menyangkut kompetensi kebahasaan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tes struktur dan tes kosakata. Kedua aspek ini adalah prasyarat untuk melakukan kegiatan berbahasa.

1) Tes Struktur Tata Bahasa
Struktur bahasa pada umumnya dibedakan ke dalam morfologi dan sintaksis. Struktur sintaksis merupakan hal yang lebih penting daripada morfologi karena sintaksis merupakan struktur bahasa tertinggi. Di samping itu, struktur kalimatlah yang secara langsung berkaitan dengan kegiatan berbahasa. 

2) Tes Kosakata
Kosakata dalam suatu bahasa biasanya berjumlah banyak sekali. Akan tetapi, hanya sebagian kosakata yang dipergunakan secara aktif dalam kegiatan berkomunikasi, sedangkan yang lain jarang digunakan. Berdasarkan kenyataan itu kosakata dibedakan ke dalam kosakata aktif dan pasif, yang mencerminkan tingkat kesulitan kosakata.

Penguasaan kosakata yang lebih banyak lebih memungkinkan kita untuk menerima dan menyampaikan informasi yang lebih luas dan kompleks. Dalam kaitan ini, tes penguasaan yang baik adalah dalam hubungannya dengan konteks, sebab, di samping pertimbangan komunikatif bahasa, kosakata umumnya memiliki makna tertentu setelah dimasukkan dalam konteks.

2. Tes Keterampilan Berbahasa
Kegiatan berbahasa merupakan tindak mempergunakan bahasa secara nyata untuk maksud komunikasi. Tinggi rendahnya kompetensi kebahasaan seseorang pada umumnya tercermin dari kemampuan atau keterampilan berbahasanya.

Kemampuan berbahasa dapat dibedakan menjadi dua kelompok, kemampuan memahami dan mempergunakan, masing-masing bersifat reseptif dan produktif. Kemampuan reseptif merupakan proses decoding, proses usaha memahami apa yang dituturkan orang lain. Sebaliknya, kemampuan produktif merupakan proses encoding, proses usaha mengomunikasikan ide, pikiran, atau perasaan melalui bentuk-bentuk kebahasaan (Harris dalam Nurgiyantoro, 2001:167).

1) Tes Kemampuan Reseptif
Kemampuan reseptif terdiri dari dua macam kemampuan berbahasa, yaitu kemampuan membaca dan menyimak. Tes kemampuan reseptif umumnya menuntut siswa untuk memahami secara kritis informasi yang disampaikan dalam suatu wacana tertentu.

2) Tes Kemampuan Produktif
Kemampuan produktif terdiri dari dua macam kemampuan berbahasa, yaitu kemampuan berbicara dan kemampuan menulis. Masalah kelancaran dan ketepatan bahasa serta kejelasan pikiran merupakan hal yang sering diteskan dalam kegiatan berbicara. Tes keterampilan menulis pun akan berkisar pada ketepatan bahasa yang dipergunakan dan kejelasan pikiran yang dikemukakan.

3. Kesastraan
Jika disejajarkan dengan tes kebahasaan yang terdiri dari aspek kompetensi dan performansi, tes kesusastraan dapat dibedakan menjadi tes pengetahuan tentang sastra dan kemampuan apresiasi sastra. Tes kesastraan harus diprioritaskan pada usaha mengungkapkan kemampuan mengapresiasi sastra siswa, dan secara langsung berhubungan dengan karya sastra (Nurgiyantoro, 2001:168).

B. Jenis Tes Bahasa
Tes kebahasaan yang dilakukan mungkin hanya menyangkut salah satu aspek bahasa itu sendiri, bahkan dua aspek atau lebih sekaligus, atau mungkin langsung dikaitkan dengan pemakaian bahasa secara faktual sesuai dengan fungsi komunikatif bahasa. Berikut adalah beberapa jenis tes bahasa menurut Nurgiyantoro (2001:169):

1) Tes Diskrit
Tes diskrit adalah tes yang hanya menekankan atau menyangkut satu aspek kebahasaan pada satu waktu (Oller dalam Nurgiyantoro, 2001:169). Tiap satu butir soal hanya dimaksudkan untuk mengukur satu aspek kebahasaan, misalnya fonologi, morforlogi, sintaksis, atau kosakata. Oller juga mengatakan bahwa tes yang bersifat diskrit tidak hanya menyangkut aspek kebahasaan saja, melainkan juga berbagai macam keterampilan berbahasa.

2) Tes Intergratif
Jika dalam tes diskrit aspek-aspek bahasa dan keterampilan berbahasa dilakukan secara terpisah, dalam tes intergratif aspek dan keterampilan berbahasa itu dicakup secara bersamaan. Tes integratif berusaha mengukur kemampuan siswa mempergunakan berbagai aspek kebahasaan atau beberapa keterampilan berbahasa (Oller dalam Nurgiyantoro, 2001:173). Jadi tes integratif adalah suatu tes kebahasaan yang berusaha mengukur beberapa aspek kebahasaan atau keterampilan berbahasa pada satu waktu. 
Contoh: menyusun kalimat, menafsirkan wacana singkat yang dibaca atau didengar, memahami bacaan yang dibaca atau didengar, menyusun sebuah alinea berdasarkan kalimat-kalimat yang disediakan.

3) Tes Pragmatik
Tes pragmatik merupakan suatu pendekatan dalam tes keterampilan berbahasa untuk mengukur seberapa baik siswa mempergunakan elemen-elemen bahasa sesuai dengan konteks komunikasi yang nyata (Oller dalam Nurgiyantoro, 2001:177). Teori tes pragmatik menekankan pembentukan kompetensi berbahasa, kemampuan berbahasa dalam fungsi komunikatif secara wajar. 
Contoh: dikte, berbicara, pemahaman parafrase, jawaban pertanyaan, teknik cloze.

4) Tes Komunikatif
Agar pembelajaran bahasa dapat mencapai target, pembelajaran yang dilakukan haruslah menekankan pemberian kesempatan kepada siswa untuk memperoleh apa yang disebut kompetensi komunikatif (Hyme dalam Nurgiyantoro, 2001:187). Komptensi komunikatif merupakan kompetensi untuk memahami dan mempergunakan bahasa dalam kegiatan komunikasi secara faktual dan wajar sesuai dengan konteks pembicaraan. Kompetensi itu meliputi kompetensi gramatikal, sosiolingual, dan kontekstual.

Referensi:
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: 
BPFE-Yogyakarta.

Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan tulis di kolom komentar.

Posting Komentar untuk "TES KEMAMPUAN BERBAHASA: PENGERTIAN DAN JENIS"