JULIA KRISTEVA: LOGIKA BAHASA PUITIK

Julia Kristeva dikenal sebagai intelektual ketika ia diundang oleh Roland Barthes yang tergabung dalam kelompok Tel Quel untuk menyajikan makalah dalam seminar yang membahas karya Mikahil Bakhtin. Selanjutnya, sebuah artikel panjang yang mengulas pemikiran Bakhtin dimuat dalam Critique pada tahun 1967. Pada tahun 1960-an Kristeva menunjukkan kunci untuk memahami bahasa sebagai praktik tergantung pada pemusatan perhatian terhadap aspeknya yang puitik atau musikal, dan bukan hanya pada aspek yang simbolik, representasional, dan komunikatif.

Pada tahun 1965-1970 Kristeva berusaha untuk mengembangkan sebuah teori tentang logika bahasa puitik yang benar-benar akan dapat mengungkapkan hakikatnya yang dinamik dan heterogen. Dalam Le Texte du Roman (1970), Kristeva menyelidiki bagaimanakah terbentuknya novel modern sebagai teks yang sungguh-sungguh heterogen. Konsep tentang karnaval, dalam hal ini penting bagi upayanya untuk merumuskan teori tentang karnival sebagai transgresi. Karnaval bukan lagi serupa cermin sederhana yang memantulkan tatanan yang ada: sisi lain dan negatif dari suatu oposisi simetris. Karnaval adalah sesuatu yang tak dapat diprediksi oleh kaidah yang ada.

Dalam teorinya tentang evolusi diskursus novelistik Le Texte du Roman mengupas istilah-istilah seperti intertekstual, genoteks, phenoteks, istilah-istilah yang akhirnya dianggap berkaitan erat dengan Kristeva tentang tulisan. Dalam disertasi yang diterbitkan dengan judul La Revolution du Langage Poetique (1974), Kristeva menyatakan bahwa aspek puitik dalam tulisan-tulisan garda depan mengungkapkan sekaligus mentransgresi aspek bahasa yang simbolik, diskursif, dan tentu saja komunikatif; tulisan-tulisan tersebut memanfaatkan aspek-aspek yang terakhir tadi untuk menciptakan perpecahan suatu moment thetic yang melahirkan subjek maupun objek, dan yang akan memperbarui konfigurasi tatanan simbolik yang ada.

Pandangan Kristeva adalah bahwa, pertama, kendatipun yang semiotik mungkin tidak memiliki arti (simbolik), tetapi ia memiliki signifikasi, dan kedua, yang semiotik senantiasa hadir dalam setiap tanda simbolik. Dalam karyanya Tales of Love (1987), Kristeva memaparkan bahwa cinta baik secara historis maupun dewasa ini ditinjau dari sudut psikoanalisis, merupakan hal esensial bagi terbentuknya kemampuan idealisasi serta simbolisasi.

Selanjutnya, Kristeva mengarahkan perhatiannya terhadap melankolia dan depresi dalam bukunya yang berjudul Black Sun (1989). Menurut teori psikoanalitik Kristeva, melankolia beserta perwujudannya yang lebih sederhana yaitu depresi, terjadi karena fase thetic belum direalisasikan sepenuhnya. Pada akhirnya Kristeva menawarkan bahwa upaya artistikla yang tampaknya mampu menjadi antidot penting bagi “postmodern”.

Saya lupa untuk referensi tulisan ini. Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan tulis di kolom komentar.

Posting Komentar untuk "JULIA KRISTEVA: LOGIKA BAHASA PUITIK"