TES KEMAMPUAN MENULIS SEBAGAI TUGAS PRAGMATIK

A. Tes Kemampuan Menulis
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan berbahasa paling akhir dikuasai setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli. Hal itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang akan menjadi isi karangan.

Kegiatan menulis menghendaki orang untuk menguasai lambang atau simbol-simbol visual dan aturan tata tulis, khususnya yang menyangkut masalah ejaan. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan ke dalam gagasan bahasa yang teratur, tepat, dan lengkap (Nurgiyantoro, 2001:296).

B. Menulis sebagai Tugas Pragmatik
Tes kemampuan menulis, sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbicara, cukup potensial untuk dijadikan tes yang bersifat pragmatik. Tes tugas menulis hendaklah bukan semata-mata tugas untuk menghasilkan bahasa saja, melainkan bagaimana mengungkapkan gagasan dengan mempergunakan sarana bahasa tulis secara tepat. Dengan kata lain tugas menulis haruslah memungkinkan terlibatnya unsur linguistik dan ekstralinguistik, memberi kesempatan kepada siswa untuk tidak saja berpikir menghasilkan bahasa secara tepat, melainkan juga memikirkan gagasan-gagasan apa yang akan dikemukakan. Tugas menulis yang demikian, ditinjau dari segi tes kebahasaan, adalah tes yang bersifat pragmatik.

Tes kemampuan menulis yang hanya dimaksudkan mengungkap kemampuan kebahasaan, atau lebih tepatnya unsur-unsur tertentu kebahasaan saja, cenderung bersifat diskrit atau mungkin integratif. Tes menulis yang bersifat demikian kiranya dapat ditolerir jika tes itu ditujukan kepada pelajar bahasa tahap awal. Unsur-unsur kebahasaan yang diteskan biasanya berupa struktur dan kosakata. Bentuk-bentuk tes mungkin berupa mengenal kesalahan, melengkapi kalimat, ataupun membetulkan kalimat (Nurgiyantoro, 2001:297).

Setelah siswa dapat menghasilkan sendiri bahasa, walau sederhana, sebaiknya tugas menulis sudah diarahkan ke penulisan yang pragmatik, membiarkan siswa memilih bentuk bahasa sendiri untuk mengungkapkan gagasannya.

Referensi:
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: 
BPFE-Yogyakarta.

Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan tulis di kolom komentar.

Posting Komentar untuk "TES KEMAMPUAN MENULIS SEBAGAI TUGAS PRAGMATIK"