TINGKATAN TES KEMAMPUAN MENULIS
Tingkatan kemampuan tes menulis tidak semata-mata hanya melibatkan aktivitas kognitif saja, melainkan juga psikomotorik yang berupa aktivitas otot untuk menulis. Namun aspek kognisi memang jauh lebih menonjol daripada psikomotoris.
Dalam kegiatan menulis, terdapat dua masalah pokok yang dilibatkan: memilih gagasan yang akan dikemukakan dan memilih ungkapan untuk mengemukakan gagasan. Dalam kegiatan yang sesungguhnya, tugas menulis lebih banyak berhubungan dengan masalah yang bukan bahasa, misalnya memilih dan mengorganisasikan gagasan. Pembedaan tes kemampuan menulis yang akan dikemukakan berikut hanya sampai tingkat penerapan (C3) (Nurgiyantoro, 2001:309-310).
1. Tes Kemampuan Menulis Tingkat Ingatan
Tes kemampuan menulis pada tingkat ingatan, lebih bersifat teoretis. Artinya, tes lebih berhubungan dengan teori atau pengetahuan tentang menulis yang sering diajarkan sebelum siswa praktik menulis. Pengetahuan yang dimaksud misalnya yang berhubungan dengan masalah definisi, pengertian, konsep, fakta dan istilah-istilah yang biasa ditemui dalam pelajaran menulis. Misalnya masalah alinea, macam-macam alinea, jenis-jenis karangan, dan sebagainya.
Contoh:
1) Apakah yang dimaksud dengan alinea deduktif?
2) Sebutkan empat jenis karangan.
2. Tes Kemampuan Menulis Tingkat Pemahaman
Tes kemampuan menulis pada tingkat pemahaman, masih bersifat teoretis. Tes pada tingkat ini belum menugasi siswa untuk menghasilkan karya tulis secara sungguh-sungguh. Tes yang dinyatakan kepada siswa masih berkaitan dengan pengetahuan tentang seluk-beluk tugas menulis, tetapi lebih dari sekadar yang bersifat mengingat saja (Nurgiyantoro, 2001:311).
Contoh:
1) Jelaskan persamaan dan perbedaan antara karangan yang bersifat pemaparan dan argumentatif.
2) Mengapa dalam sebuah alinea yang baik perlu ada pikiran pokok dan pikiran penjelas?
Tes kemampuan menulis tingkat pemahaman ini dapat juga berupa tugas menyusun sebuah alinea berdasarkan kalimat-kalimat (biasanya empat buah) yang telah disediakan
3. Tes Kemampuan Menulis Tingkat Penerapan
Tes kemampuan menulis pada tingkat penerapan telah menuntut siswa untuk benar-benar menghasilkan karya tulis. Pada tes ini siswa telah diminta untuk menemukan gagasan sendiri sekaligus dengan bahasa sebagai sarananya.
Contoh:
1) Buatlah dua alinea, alinea pertama bersifat deduktif dan alinea kedua bersifat induktif!
2) Buatlah sebuah karangan pendek yang bersifat naratif!
4. Catatan Tes Kemampuan Menulis Tingkat Analisis dan Selanjutnya
Tes kemampuan menulis pada tingkat analisis, sintesis, dan evaluasi, sesuai dengan tingkatannya, juga menghendaki siswa untuk praktik menghasilkan karya tulis. Dalam kaitannya dengan pemberian tugas menulis siswa, yang perlu dipikirkan adalah bentuk tugas yang bagaimanakah yang kiranya dapat mengungkap daya kognitif yang bersifat analisis, sintesis, dan evaluasi itu. Untuk maksud itu, pemilihan pemberian tugas hendaklah yang memaksa siswa berpikir berdasarkan kasus atau masalah tertentu yang tak dapat dipecahkan hanya dengan rekaan saja, melainkan harus berdasarkan sumber tertentu seperti buku acuan.
Pemberian tugas yang berupa pembuatan laporan buku dan review buku, misalnya, akan memaksa siswa untuk melakukan kerja analisis, sintesis, dan penilaian. Pemberian tugas menulis tentu saja dapat dilakukan dengan memberikan penekanan pad aspek tertentu, analisis, sintesis, dan evaluasi. Jika penekanan pada tingkat analisis, tugas yang diberikan hendaklah yang lebih banyak memaksa siswa untuk menganalisis suatu masalah atau kasus tertentu (Nurgiyantoro, 2001:314).
Referensi:
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan tulis di kolom komentar.
Posting Komentar untuk "TINGKATAN TES KEMAMPUAN MENULIS"