SOSIOLOGI SASTRA (PENGERTIAN, PENDEKATAN, DAN KLASIFIKASI)

Oleh: Devia Dwi Riki Wardani 

A. Pengertian Sosiologi Sastra 
Definisi mengenai sosiologi seperti yang dipaparkan oleh Shadily (1989:1) menyatakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat. Menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan sosiologi sebagai studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat. 

Sosiologi merupakan studi mengenai lembaga-lembaga dan proses-proses sosial. Struktur sosial dari sosiologi dikatakan memperoleh gambaran mengenai cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan masyarakat tertentu dan ditentukan oleh masyarakat tertentu pula. 

Sosiologi dapat dikatakan sebagai suatu telaah ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia sebagai objeknya. Selain itu sosiologi menelaah hubungan antara manusia dengan lingkungannya, manusia dengan budayanya, dan hubungan manusia dengan lembaga-lembaga sosial. Ilmu sosiologi juga mempelajari bagaimana cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat tertentu. 

Seperti halnya sosiologi yang berurusan dengan manusia dalam masyarakat, sastra juga berurusan dengan manusia dalam masyarakat. Dalam hal ini sesungguhnya sosiologi dan sastra berbagi masalah yang sama. Perbedaan antara sosiologi dan sastra yaitu, sosiologi melakukan analisis ilmiah yang objektif, sedangkan sastra menembus kehidupan sosial dengan menunjukkan cara-cara manusia menghayati masyarakat dengan perasaannya. 

Pemaparan tersebut diperkuat oleh Wahyuningtyas dan Wijaya (2011:23) yang menyatakan bahwa karya sastra dapat dianggap sebagai cerminan kehidupan sosial masyarakatnya. Masalah yang dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat. Karya sastra merupakan hasil dari perpaduan antara imajinasi pengarang dengan kehidupan sosial yang kompleks. 

Sastra merupakan karya seni, hasil kreatifitas manusia yang berupa pikiran, perasaan, pengalaman, imajinasi, keluasan pengalaman pengarangnya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra merupakan cerminan dari kehidupan sosial masyarakat. Sastra dan sosiologi pada dasarnya berbagi pada masalah yang sama, yaitu berurusan dengan manusia dalam masyarakat. 

Karya sastra terdiri dari perpaduan imajinasi pengarang dan kehidupan sosial yang kompleks. Karya sastra dapat dianggap sebagai cerminan dari kehidupan sosial masyarakat karena masalah yang dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di lingkungan masyarakat. Adanya perkembangan ilmu sastra, lahirlah pendekatan sosiologi sastra yaitu pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. 

Sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat. Sosiologi sastra adalah penelitian yang terfokus pada masalah manusia. 

Karena sastra sering mengungkapkan perjuangan umat manusia dalam menentukan masa depannya, berdasarkan imajinasi, perasaan, dan intuisi. Berkaitan dengan ini, sastra dianggap sebagai mimesis (tiruan) masyarakat yang tidak sekedar tiruan kenyataan, melainkan kenyataan yang telah ditafsirkan (Endraswara, 2011:77-79). 

Secara definitif sosiologi sastra adalah analisis karya sastra yang berkaitan dengan aspek-aspek kemasyarakatan. Masyarakat tersebut bisa yang terkandung dalam karya sastra itu sendiri maupun masyarakat yang berada di luarnya (Ratna, 2011:276). 

Aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung dalam karya sastra pastilah memiliki keterkaitan dengan unsur-unsur intrinsik. Lawan dari unsur intrinsik yaitu unsur ekstrinsik yang meliputi aspek-aspek kemasyarakatan yang berada di luar karya sastra yang menjadi latar belakang sosial proses kreatif karya sastra tersebut. 

Sosiologi sastra sudah dimanfaatkan dalam waktu yang relatif lama, seolah-olah merupakan ilmu yang telah mapan. Sosiologi sastra dapat dijadikan sebagai landasan teori sebuah karya sastra yang melibatkan aspek-aspek kemasyarakatan (sosial) yang terdapat dalam karya sastra. 

Selain itu sosiologi sastra bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan timbal balik antara pengarang, karya sastra dan pembaca. Sosiologi sastra dapat dikatakan sebagai cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif, digunakan untuk melihat sastra sebagai cerminan kehidupan masyarakat. 

B. Pendekatan Sosiologi Sastra 
Pendekatan sosiologi sastra yaitu pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Sosiologi sastra sebagai pendekatan pada dasarnya tidak berbeda pengertiannya dengan sosio sastra atau pendekatan sosikultural terhadap sastra. 

Pada pokoknya kedua pendekatan tersebut menunjukkan satu kesamaan yaitu memberi perhatian terhadap sastra sebagai lembaga sosial yang diciptakan oleh sastrawan sebagai anggota masyarakat (Damono dalam Wahyuningtyas dan Wijaya, 2011:26). 

Sejalan dengan pengertian Damono mengenai pendekatan sosiologi sastra, Ratna (2011:61) mengungkapkan pendekatan sosiologis juga memiliki implikasi metodologis berupa pemahaman mendasar mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat. 

Pendekatan sosiologis dapat digunakan untuk membantu memahami gender, feminis, status peranan, wacana sosial, dan sebagainya. Melalui pendekatan sosiologi sastra juga dapat dicari aspek-aspek sosial dari karya sastra tersebut. 

Dari pemaparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan sosiologi sastra merupakan pendekatan yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat. Sosiologi sastra juga memberikan perhatian terhadap sastra sebagai lembaga sosial yang diciptakan oleh sastrawan sebagai anggota masyarakat. 

Selain digunakan untuk menganalisis kehidupan manusia dalam masyarakat pendekatan sosiologi juga dapat digunakan untuk memahami gender, feminis, status peranan, wacana sosial, dan sebagainya. 

C. Klasifikasi Sosiologi Sastra 
Objek kajian sosiologi sastra diklasifikasikan oleh Wellek dan Werren, klasifikasi sosiologi sastra memiliki tiga jenis pendekatan yang berbeda. Wellek dan Werren (dalam Wahyuningtyas dan Wijaya, 2011:26) membuat klasifikasi tersebut sebagai berikut. 

a. Sosiologi pengarang yang memasalahkan status sosial, ideologi sosial, dan lain-lain yang menyangkut pengarang sebagai penghasil karya sastra. 

b. Sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri yang menjadi pokok penelaahannya adalah apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya. 

c. Sosiologi sastra yang memasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra. 

Klasifikasi sosiologi sastra oleh Wellek dan Werren tidak jauh berbeda dengan bagan yang dibuat Ian Watt dalam esainya yang berjudul Literature and Society. Watt (dalam Faruk, 2012:5) menemukan tiga macam pendekatan yang berbeda. Pendekatan tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. 

a. Konteks sosial pengarang. Hal ini berhubungan dengan posisi sosial sastrawan dalam masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca, termasuk di dalamnya faktor-faktor sosial yang bisa memengaruhi pengarang sebagai perorangan di samping mempengaruhi isi karya sastranya. 

b. Sastra sebagai cermin masyarakat. Hal ini berhubungan dengan sejauh mana sastra mencerminkan masyarakat pada waktu karya sastra itu ditulis, sejauh mana sifat pribadi pengarang memengaruhi gambaran masyarakat yang ingin disampaikannya, dan sejauh mana genre sastra yang digunakan pengarang dapat dianggap mewakili seluruh masyarakat. 

c. Fungsi sosial sastra. Dalam hal ini ditelaah sampai seberapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial, sampai berapa jauh nilai sastra dipengaruhi oleh nilai sosial, dan sampai berapa jauh pula sastra dapat berfungsi sebagai alat penghibur sekaligus juga sebagai pendidikan bagi masyarakat. 

Dari kedua pendekatan sosiologi sastra di atas terdapat beberapa persamaan dan ada korelasi. Keduanya sama-sama menyatakan bahwa pengarang adalah bagian dari masyarakat, setiap karya yang dihasilkannya selalu menggambarkan bagaimana latar belakang kondisi sosial masyarakat pengarang.

Kondisi sosial masyarakat pengarang itu dapat berupa faktor pendidikan, status sosial, kehidupan keluarga, dan ideologi pengarang itu sendiri. Setiap faktor, memberikan pengaruhnya sendiri terhadap karya-karya yang dihasilkan oleh pengarang. 

Referensi: 
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. 
Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik Sampai Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 
Shadily, Hassan. 1989. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Bina Aksara. 
Wahyuningtyas, Sri dan Wijaya Heru Santoso. 2011. Sastra: Teori dan Implementasi. Surakarta: Yuma Pustaka.

Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan tulis di kolom komentar.

Posting Komentar untuk "SOSIOLOGI SASTRA (PENGERTIAN, PENDEKATAN, DAN KLASIFIKASI) "