KLASIFIKASI JENIS-JENIS KALIMAT


Jenis-jenis kalimat dapat diklasifikasikan dalam empat klasifikasi, yakni jenis kalimat berdasarkan peran subjek dan predikat, jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa, jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksis, dan jenis kalimat berdasarkan cara penyampaian (Prihantini, 2015). Berikut adalah pengklasifikasian jenis-jenis kalimat.

A. Jenis Kalimat Berdasarkan Peran Subjek dan Predikat
Pengklasifikasian jenis kalimat berdasarkan subjek dan predikat dibagi dalam dua jenis, yakni kalimat aktif dan kalimat pasif.

1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya berperan sebagai pelaku (agentif) atau yang melakukan tindakan.

Ciri kalimat aktif
a. Kalimat aktif mengandung kata kerja aktif yang ditandai dengan awalan meN-, memper-, imbuhan gabungan meN-i, meN-kan, memper-i dan memper-kan.
Contoh
Paman memotong kayu.
Kakak menyirami bunga.
Rijal memperkerjakan sepuluh karyawan.

b. Imbuhan kata kerja dalam kalimat aktif memiliki oposisi dengan imbuhan kata kerja pasif yang berupa di-, diper, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan. Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh
Fahira menangkap capung. Imbuhan men- pada kata kerja aktif.
Capung ditangkap oleh Fahira. Imbuhan di- pada kata kerja pasif sebagai oposisi.
Thariq memperluas lapangan bola. Imbuhan memper- pada kata kerja aktif.
Lapangan bola diperluas oleh Thariq. Imbuhan diper- pada kata kerja pasif sebagai oposisi.

c. Kalimat aktif memiliki predikat kata kerja berimbuhan ber- namun bentuk kalimat seperti ini tidak memiliki oposisi bentuk pasif.
Contoh
Ical bermain tenis.
Uni bertemu kakaknya.

2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah suatu kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita dari suatu tindakan.

Ciri kalimat pasif
a. Kalimat pasif mengandung kata kerja pasif berimbuhan di-, diper-, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan yang berfungsi sebagai oposisi imbuhan kata kerja aktif. Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh
Buku ditulis oleh Fahri.
(Kata kerja pasif berimbuhan di-).
Fahri menulis buku.
(Kata kerja aktif berimbuhan meN- sebagai oposisi).
Pengajian dihadiri oleh semua warga.
(Kata kerja pasif berimbuhan di-i).
Semua warga menghadiri pengajian.
(Kata kerja aktif berimbuhan men-i sebagai posisi).

b. Unsur subjek (S) dalam kalimat pasif dapat berubah menjadi unsur objek (O) dalam kalimat aktif.
Contoh
Kalimat pasif:
Jeruk (S) diperas (P) oleh ibu (O).
Kalimat aktif:
Ibu (S) memeras (P) jeruk (O).

c. Beberapa bentuk kalimat pasif tidak memiliki oposisi dalam bentuk kalimat aktif.
Contoh
Telinganya kemasukan air.
Pernikahan Ulfa terdokumentasikan dengan baik.

B. Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa.
Pada klasifikasi kalimat berdasarkan jumlah klausa, kalimat dibagi menjadi dua yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

1. Kalimat Tunggal (Simpleks)
Kalimat tunggal atau simpleks adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu struktur predikat (Prihantini, 2015), (Sasangka, 2015: 44). Kalimat tunggal pada umumnya mengandung unsur wajib seperti subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Adapun unsur tak wajib pada kalimat tunggal yaitu keterangan.
Contoh
Yaya minum.
Hamish makan nasi goreng tadi malam.

Menurut (Hardini, 2009: 7–8) ciri kalimat tunggal dapat dikenali dari beberapa hal berikut.
a. Kalimat tunggal berbentuk kalimat dasar murni.
b. Kalimat tunggal berwujud kalimat dasar yang dapat diperluas dengan berbagai keterangan.
c. Kalimat tunggal berbentuk kalimat dasar yang dapat berubah susunannya.

2. Kalimat Majemuk (Kompleks)
Kalimat majemuk atau kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu. Berdasarkan hubungan semantik antarklausa, kalimat majemuk dibagi menjadi dua yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

a. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih, yang hubungan antarklausanya bersifat koordinatif.

Berdasarkan arti koordinator (konjungsi) kalimat majemuk setara dibagi menjadi tiga jenis, yakni kalimat majemuk setara hubungan penjumlahan, kalimat majemuk setara hubungan perlawanan, dan kalimat majemuk setara hubungan pemilihan.

1) Kalimat majemuk setara hubungan penjumlahan
Kalimat majemuk setara hubungan penjumlahan adalah kalimat yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, atau proses.

Jenis kalimat ini ditandai dengan konjungsi dan, serta, kemudian, lalu, sedangkan, padahal, atau baik ... maupun.
Contoh
Ubay meminum dan memakan hidangan di atas meja.
Dia membeli peralatan tulis, serta menyiapkan perlengkapan sekolah.
Sahia menunduk, kemudian menangis karena bahagia.
Anak itu mendengarkan, lalu mencatat pelajaran dari guru.
Adik bercerita dengan semangat, sedangkan ayah mendengarkan ketika menonton TV.
Wanita itu menjawab, padahal dia tidak mengetahui pertanyaannya.
Alif pandai berbicara, baik di depan teman kelasnya maupun di hadapan gurunya.

2) Kalimat majemuk setara hubungan perlawanan
Kalimat majemuk setara hubungan perlawanan adalah kalimat yang menyatakan bahwa apa yang dinyatakan dalam klausa pertama berlawanan atau tidak sama dengan apa yang dinyatakan kan pada klausa kedua.

Jenis kalimat ini ditandai dengan konjungsi tetapi, tetapi juga, atau jangankan. Sedangkan dalam hubungan perlawanan yang menyatakan penguatan dapat menggunakan konjungsi tidak/bukan saja, tidak/bukan hanya, atau tidak/bukan sekedar pada klausa pertama, lalu diikuti dengan konjungsi tetapi/melainkan juga pada klausa kedua.
Contoh
Dia telah menyelesaikan soal, tetapi pengawas belum mengizinkan untuk meninggalkan tempat.
Jangankan memakan bubur, meminum air pun dia belum bisa.
Banjir tidak saja membawa sampah, tetapi juga menyeret rumah warga di pinggir sungai.
Orang itu bukan sekedar warga, melainkan juga pahlawan bagi warga di kampungnya.

3) Kalimat majemuk setara hubungan pemilihan
Kalimat majemuk setara hubungan pemilihan adalah kalimat yang menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan atau lebih, yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang terhubung oleh koordinator (konjungsi). Kalimat ini ditandai dengan konjungsi atau.
Contoh
Ulfa bimbang harus belanja panci di toko atau dia harus belanja panci secara daring.
Rijal harus memilih untuk tetap tinggal bersama orang tua atau dia harus tinggal dengan menyewa rumah.

b. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih yang hubungan antarklausa hanya bersifat subordinatif. Jenis kalimat ini terdiri atas induk kalimat dan anak kalimat.

1) Induk kalimat (klausa utama)
Induk kalimat (klausa utama) adalah klausa dalam kalimat majemuk bertingkat yang sekurang-kurangnya terdiri atas objek dan predikat serta memiliki potensi untuk menjadi kalimat sendiri.
Contoh
Andi memanjat (induk kalimat) saat teman lainnya mencari galah (anak kalimat).

2) Anak kalimat (klausa bawahan)
Anak kalimat (klausa bawahan) adalah klausa yang tidak berdiri tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap dan selalu terikat dengan induk kalimat.
Contoh
Sejak jembatan itu rusak, (anak kalimat) warga harus melewati jalan tikus (induk kalimat).

C. Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk Sintaktis
Pada klasifikasi kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya kalimat dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat seru.

1. Kalimat Berita (Deklaratif)
Kalimat Berita atau kalimat deklaratif adalah kalimat yang digunakan untuk membuat pernyataan dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).
Contoh
Warga mengantre solar di SPBU karena kurangnya pasokan dari pusat.
Siswa merayakan hari guru di sekolahnya masing-masing.

Berdasarkan tujuannya, kalimat berita dapat dibagi dalam kalimat berita untuk menyatakan pemberitahuan, menyatakan laporan, pengharapan, permohonan, perkenalan, dan undangan (Hardini, 2009: 30).

2. Kalimat Perintah (Imperatif)
Kalimat perintah atau kalimat imperatif adalah kalimat yang berisi perintah, suruhan, atau permintaan. Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda seru (!) di akhir kalimat.
Contoh
Masuk!
Buka buku halaman 100!
Tolong tutup kembali pintunya!

Terdapat beberapa jenis kalimat perintah atau imperatif, yakni kalimat imperatif halus, imperatif permintaan, imperatif ajakan, imperatif harapan, imperatif larangan, dan imperatif pembiaran. Berikut adalah penjelasan dari enam jenis kalimat perintah.

a. Kalimat perintah (imperatif) halus.
Kalimat perintah halus digunakan untuk mengungkapkan perintah secara halus. Untuk menghaluskan kalimat perintah, maka kata perintah dapat diubah menjadi bentuk pasif (berawalan di-) atau ditambahkan partikel -lah. Selain itu, dapat pula ditambahkan kata seperti tolong, coba, dan silakan.
Contoh
Dibuka saja jendelanya agar ruangannya sejuk!
Makanlah nasi yang sudah disiapkan oleh ibu!
Tolong hapus papanya!
Coba kalian pelajari lagi materi hari ini!
Silakan Anda mengisi formulir yang ada di atas meja.

b. Kalimat perintah (imperatif) permintaan
Kalimat perintah permintaan digunakan untuk mengungkapkan permintaan yang ditandai oleh kata minta dan mohon.
Contoh
Minta keringanannya, Pak!
Mohon buang sampah di tempatnya!

c. Kalimat perintah (imperatif) ajakan
Kalimat perintah ajakan digunakan untuk mengungkapkan ajakan yang ditandai oleh kata ayo(-lah) dan mari(-lah).
Contoh
Ayo, berangkat!
Marilah kita bekerja dengan sungguh-sungguh!

d. Kalimat perintah (imperatif) harapan
Kalimat perintah harapan digunakan untuk mengungkapkan yang ditandai oleh kata harap dan hendaknya.
Contoh
Harap mengembalikan LCD di tempatnya!
Hendaknya dia pulang lebih awal!

e. Kalimat perintah (imperatif) larangan
Kalimat perintah larangan digunakan untuk mengungkapkan larangan yang ditandai oleh kata jangan(-lah).
Contoh
Jangan menggunakan ruang ini!
Janganlah menuliskan nama orang dengan huruf kecil!

f. Kalimat perintah (imperatif) pembiaran
Kalimat perintah pembiaran digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang dibiarkan terjadi. Jenis kalimat ini ditandai dengan kata biar(-lah) dan biarkan(-lah).
Contoh
Biar saya yang membeli beras!
Biarlah dia membawa keranjang itu!
Biarkan mereka pergi!
Biarkanlah adik memilih untuk kuliah di kampus mana.

3. Kalimat Tanya (Interogatif)
Kalimat tanya atau interogatif adalah kalimat yang diawali dengan kata tanya dan diakhiri oleh tanda tanya (?). Kata tanya yang digunakan dalam kalimat interogatif yakni 5W+2H what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), how (bagaimana), dan how much (berapa). Selain itu, ada juga kalimat interogatif yang ditandai dengan penambahan partikel -kah.
Contoh
Apa yang ada di dalam kotak itu?
Siapa yang memakai tas baru?
Di mana kamu membeli buku?
Kapan dia menaruh pisang di atas meja?
Mengapa kamu melakukan ini padanya?
Bagaimana orang itu membuat meja?
Berapa orang yang akan kamu undang?
Bukankah dia yang membantumu kemarin?
Sudahkah mereka menyiram bunga?

4. Kalimat Seru (Eksklamatif)
Kalimat seru atau eksklamatif adalah kalimat yang biasa digunakan untuk menyatakan perasaan kagum atau heran. Kalimat ini ditandai dengan tanda seru (!) pada akhir kalimat dan adanya kata alangkah, betapa, atau bukan main.
Contoh
Alangkah bahagianya dia ketika mengetahui anaknya menjadi mahasiswa!
Betapa murahnya pakaian di toko ini!
Bukan main pidatonya, semua peserta sampai berdiri dan tepuk tangan!

D. Jenis Kalimat Berdasarkan Cara Penyampaian
Terdapat dua jenis kalimat berdasarkan cara penyampaiannya, yakni kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang dua jenis kalimat tersebut.

1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber lain dengan langsung menirukan, mengutip, atau mengulang ujaran dari sumber tersebut.
Contoh
"Kamu harus mandi pagi ini!" kata ibu.
Ulfa berujar "Kita harus membangun rumah."

2. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber lain yang diubah susunannya oleh penutur, tidak secara langsung menirukan atau mengucapkan dari sumber tersebut.
Contoh
Ibu berkata bahwa kamu harus mandi pagi ini.
Ulfa berujar bahwa kita harus membangun rumah.

Referensi
Hardini, I. (2009). Mengenal Kalimat Bahasa Indonesia. Banten: Kenanga Pustaka Indonesia.
Prihantini, A. (2015). Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: B First.
Sasangka, S. S. T. W. (2015). Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Kalimat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Posting Komentar untuk "KLASIFIKASI JENIS-JENIS KALIMAT"